Nembe diunggahke.
Tenggo sekedap.

Menu

Ruang Baca

HomeLain-lainRuang BacaMenanti "done" , Satu Tahun Lebihnya Setengah
HomeLain-lainRuang BacaMenanti "done" , Satu Tahun Lebihnya Setengah

Menanti "done" , Satu Tahun Lebihnya Setengah

Print Email
(1 Vote)
Menanti "done" , Satu Tahun Lebihnya Setengah

1,5 tahun sudah, saya diberkahi pengalaman memimpin Bappeda. Memang, saya pernah sebelumnya dinas di Bappeda, keluar dan kembali lagi pada awal tahun 2019. Banyak yang berubah, namun ada beberapa hal yg masih sama. Hanya menurut saya, hal yang masih sama itu, justru yang esensial. Ah…mudah-mudahan saya keliru, karena saya bukan seorang ahli.

Saya merasa bahwa kadar intelektual SDM Bappeda telah mencukupi untuk membuat rencana. Bisa dilihat dari produk rencana (dalam bentuk dokumen) yang jumlahnya banyak sekali. Ini salah satu yang berubah. Sedangkan yang belum berubah adalah mengubah rencana dalam dokumen menjadi nyata. Jika boleh meminjam istilah asing, baru sampai pada “have a good plan”, namun belum “done”.

Bagaimana agar bisa sampai “done”. Dua hal saja yang saya kira perlu dikerjakan, yaitu sederhanakan dan dikawal. Sederhanakan berarti memiliki kemampuan memilih rencana yang akan ditindaklanjuti. Tentu saja rencana skala kabupaten, bukan skala kecamatan, desa, individu, sektor, bidang apalagi urusan. Bisa memilih berarti paham mau apa, kemana, dan operasionalnya seperti apa, yang berarti target, tujuannya jelas.

Bagaimana kita tahu jelas apa tidak. Gampang, tanyakan pada orang disebelah kita, setelah diberikan penjelasan singkat (sekira 2 menit), jika mengerti, berarti jelas dan sebaliknya. Secara jumlah, saya kira, 3 sampai 5 rencana adalah jumlah yang cocok untuk memulai. Sampai disini bisa disebut sudah separo jalan.

Separo berikutnya adalah memastikan semua tahapan benar-benar dijalankan. Diawali dengan pengkondisian semua aspek (dokumen, budget, sosbud). Kegiatan ini sering disebut koordinasi. Intinya, pembagian peran. Tahap ini merupakan tahap paling menantang karena belum terbiasa berkolaborasi. Inti koordinasi ini adalah memahamkan yang dikoordinasi agar bertindak sesuai rencana yang diperankan. Berarti yang memahamkan mestinya paham substansi dulu, plus memiliki ketrampilan komunikasi ‘pacing and leading”. Untuk meng-”guidance” yang dikoordinir membuat rencana eksekusi sesuai target waktu dan output dalam koridor peran yang menjadi tanggung jawabnya.

Akhirnya, ambil langkah evaluatif setiap periode tertentu untuk memastikan terlaksananya setiap tahapan. Fleksibilitas jelas dibutuhkan, tentu pada tataran proses untuk perbaikan dan pembelajaran terus menerus sampai dengan jadi "done”.

Mudah-mudahan saya masih diberkahi kemauan untuk belajar mencapai apa yang saya tulis. Aamiin…

about author

 

 

post a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.