Jika suatu saat kita mendapati kondisi tidak seperti yang diharapkan dan biasanya diikuti dengan timbulnya perasaan negatif (bad mood) maka sering ada self talk, atau juga bisa dibilang bahwa kita belum bisa bersyukur. Perlu diketahui, kebiasaan atau kemampuan bersyukur itu sebenarnya sudah given. Sudah ada dan permanen.

Faktanya, ketika kita bertemu kondisi yang sesuai harapan, kemudian kita jadi merasa good mood, kita bisa bersyukur. Seperti listrik, on off pada saklar tidak menghilangkan listriknya tetapi membentuk situasi. Syukur = listrik, bad / good mood seperti on off = kondisi, gelap misal dipandang sebagai situasi yang menakutkan dan sebaliknya pada saat terang. Disebut situasi karena sudah melalui interpretasi diri sendiri maupun orang lain atau bisa juga penilaian seseorang atas sebuah kondisi tertentu.

Jika Hukum alam yang mengatakan bahwa aksi dan reaksi selalu setara dan dalam arah berlawanan, maka tindakan mengucap terima kasih sebagai ungkapan syukur kita atas hal-hal baik yang kita terima selalu menimbulkan reaksi dengan datangnya hal-hal baik berikutnya. Untuk melatih agar rasa syukur lebih banyak pada posisi on, maka perlu dibiasakan untuk mengucap rasa terima kasih terhadap hal baik yang mendatangi kita walau sekalipun dirasa kecil atau sepele. Oleh sebab itu, maka kita perlu melatih perhatian kita ke hal-hal baik yang datang sekalipun kecil. Oleh karena rasa syukur sudah ada pada kita sejak lahir maka inilah senjata super kita untuk mendapatkan hal-hal baik. Senjata dengan kekuatan melebihi kekuatan nuklir sekalipun. Dengan akurasi bidikan melebihi senjata paling canggih buatan manusia. Sehebat apapun senjata, selalu tergantung pada penggunanya. Man behind the gun is a center of excellence… so practice makes perfect.